TIMES SUMEDANG, JAKARTA – Sekolah Rakyat membuka jalan baru bagi Sifan Alyori (16), remaja asal Bekasi yang bercita-cita menjadi dokter bedah ortopedi. Baginya, bisa diterima sebagai siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi adalah sebuah keajaiban dan jawaban doa ibunya.
“Katanya saya hampir tidak lolos, tapi alhamdulillah akhirnya bisa. Bahagia banget bisa lanjut sekolah lagi, dan semoga suatu hari masuk perguruan tinggi,” tutur Sifan di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi.
Sejak kecil, Sifan hidup bersama sang ibu di Jakasampurna, Bekasi Barat. Ayahnya meninggal saat ia masih bayi. Ibunya yang kini menderita kanker perut tetap bekerja serabutan demi menyambung hidup. Di tengah keterbatasan itu, Sifan tetap bersemangat belajar dan yakin pendidikan adalah jalan keluar.
Sekolah Rakyat, Jawaban Doa di Tengah Keterbatasan
Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial hadir menjadi jawaban bagi ribuan anak seperti Sifan. Sekolah ini tidak memungut biaya sepeser pun, bahkan dilengkapi fasilitas setara sekolah berbayar.
“Saya kaget saat dibilang sekolah ini gratis. Awalnya ibu sempat ragu, tapi saya yakinkan. Akhirnya ibu percaya dan mendukung saya,” kata Sifan.
Cita-Cita Tinggi dari Ruang Belajar Sekolah Rakyat
Meski hidup sederhana, Sifan menaruh mimpi besar: melanjutkan pendidikan tinggi hingga ke Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), bahkan Universitas Yonsei di Korea.
“Kalau tidak masuk Sekolah Rakyat, mungkin saya berhenti setahun, kerja dulu. Pernah bantu markir, cuci piring, jualan es. Apa saja saya lakukan,” ungkapnya.
Selain tekad pribadi, ia juga menyimpan doa besar untuk ibunya. “Saya ingin ibu sehat, panjang umur, bisa lihat saya sukses, dan suatu saat membawanya ke Tanah Suci.”
Sekolah Rakyat, Lebih dari Sekadar Pendidikan Gratis
Kisah Sifan menunjukkan bahwa Sekolah Rakyat bukan hanya ruang belajar, melainkan pintu harapan bagi anak-anak bangsa. Program ini memberi kesempatan bagi mereka yang terancam putus sekolah agar bisa melanjutkan pendidikan tanpa beban biaya.
Pemerintah menargetkan 165 titik Sekolah Rakyat berdiri hingga 2025 dengan daya tampung lebih dari 15.000 siswa. Dengan begitu, semakin banyak anak Indonesia yang bisa meraih masa depan cerah, meski berasal dari keluarga sederhana. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Sifan Alyori, Siswa Sekolah Rakyat yang Berjuang Wujudkan Cita-Cita Jadi Dokter
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |