TIMES SUMEDANG, BANTUL – Dampak konflik global dirasakan signifikan oleh para pengusaha di Indonesia, khususnya di sektor ekspor. Dampak ini juga dirasakan pengusaha di Kabupaten Bantul, DIY.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bantul, Haryo Ismudjiharjo,menyatakan bahwa pengusaha di Bantul sangat merasakan penurunan aktivitas ekspor sejak beberapa bulan terakhir.
"Ketika kami mengadakan deteksi dini bersama perusahaan-perusahaan ekspor, mereka mengaku jumlah kontainer yang dikirim ke luar negeri susut drastis. Sebelumnya bisa ekspor beberapa kontainer, sekarang sangat berkurang," ujar Haryo, Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, situasi ini sangat memprihatinkan. Beberapa pengusaha bahkan sudah mulai kehilangan jaringan mitra di luar negeri, termasuk dengan negara-negara seperti Australia dan sejumlah negara Eropa.
Produk-produk seperti pakaian, mebel, dan kerajinan kayu menjadi sektor yang paling terdampak.
"Dampaknya tidak hanya pada omzet perusahaan, tapi juga berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja (PHK). Ini yang sangat kami khawatirkan," tegas Haryo.
Ia berharap pemerintah pusat tanggap terhadap persoalan ini, termasuk melalui diplomasi luar negeri yang dijalankan Presiden.
“Kami berharap kunjungan Pak Prabowo ke luar negeri bisa menghasilkan solusi konkret bagi industri dalam negeri, khususnya sektor ekspor,” tambahnya.
Selain itu, Haryo juga menyampaikan pentingnya kebijakan pajak yang berpihak kepada pelaku usaha. "Jangan sampai di tengah kesulitan global, pengusaha justru dibebani pajak yang berat," tutupnya (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perang Ekonomi Global Ganggu Ekspor, Pengusaha Bantul Alami Rugi
Pewarta | : Soni Haryono |
Editor | : Ronny Wicaksono |